Skip to content Skip to sidebar Skip to footer
Memahami Apa Itu Syari'at, Thoriqoh dan Hakikat.

Memahami Apa Itu Syari'at, Thoriqoh dan Hakikat.

بسم الله الرّحمن الرّحيم

Syari'at

Syariat itu hukum yang dibawa oleh Rosulullah yang hakikatnya dari Allah kemudian disampaikan kepada umatnya untuk dilaksanakan agar manusia selamat di dunia dan di akhirat.

Dengan muslimnya seseorang berarti orang tersebut tertaklif oleh hukum Islam, sedangkan orang yang kena taklif untuk mengamalkan hukum syari'at disebut mukalaf dengan syarat Islam, berakal dan baligh.

Tujuan hidup manusia sesungguhnya hanya satu yaitu beribadah kepada Allah meski dengan jalan hidup yang berbeda-beda bagi tiap individu.

Ikhtiarnya seorang pedagang, ikhtiarnya seorang petani, ikhtiarnya seorang pengajar, ikhtiarnya seorang pegawai, ikhtiarnya seorang pengusaha atau ikhtiarnya seorang pejabat orientasinya bukan untuk kesenangan dunia tapi semuanya tujuannya hanya satu yaitu beribadah (menghamba) hanya kepada Allah dan mengharap ridho-Nya, begitulah seharusnya seorang muslim yang mu'min.

Syari'at yang digelar oleh Rosulullah itu mencakup semua aspek tidak hanya urusan ukhrowi tapi juga untuk urusan duniawi karena Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam diutus membawa rahmat untuk semua alam, artinya semua lapisan umat yang memiliki status sosial yang berbeda-beda dan berbeda-beda martabat keimanan (maqom) semuanya kena taklif dari Allah Ta'ala.

Bai'k dalam hubungan sosial, keluarga, urusan dagang, bertetangga, bernegara, semua aspek kehidupan manusia diatur dengan rapih dan adil dalam hukum Islam.

Taklif dari Allah seperti perintah sholat diwajibkan untuk semua umat Rosulullah, baik yang kaya maupun yang miskin, baik yang sehat maupun yang sakit selama orang tersebut Islam, berakal dan sudah baligh. Sholat tidak boleh ditinggalkan sekalipun luput harus diqodho' dan semua manfaat ibadah itu sesungguhnya kembali kepada masing-masing hamba.

Dan hukum syari'at Islam itu tidak memberatkan pemeluknya sebab ada ruhshoh yaitu keringanan dalam pelaksanaannya bagi pemeluknya yang memang ada uzur.


Hukum-hukum Syari'at

Adapun hukum syari'at Islam yang wajib diketahui oleh setiap mukalaf (Islam, berakal dan baligh) oleh ulama disusun dalam kaidah hukum syara' itu ada lima:

  1. Fardhu (wajib) yaitu perkara yang bila dikerjakan mendapat pahala sedangkan bila ditinggalkan mendapat siksa dari Allah.
  2. Haram yaitu perkara yang bila ditinggalkan mendapat pahala sedangkan bila dikerjakan mendapat siksa dari Allah.
  3. Sunah yaitu perkara yang bila dikerjakan mendapat pahala, namun bila ditinggalkan tidak mendapatkan siksa dari Allah.
  4. Makruh yaitu perkara yang bila dikerjakan tidak mendapatkan siksa dari Allah (tapi perkara yang sangat dijauhi oleh Rosulullah) namun bila ditinggalkan mendapatkan pahala dari Allah.
  5. Mubah yaitu perkara yang bila dikerjakan tidak mendapat siksa dari Allah dan bila ditinggalkan tidak mendapatkan pahala.

Mubah dalam Islam bisa berbuah pahala bila kita mengaitkan pekerjaan tersebut dengan apa yang dilakukan oleh Rosulullah, seperti tidur yang hukumnya mubah bisa mendapat pahala sunah dengan berdo'a sebelum dan saat bangun tidur sesuai dengan apa yang dicontohkan oleh Rosulullah dan masih banyak contoh lainnya.

Penjelasan tentang ilmu syari'at oleh ulama diperinci di dalam kajian ilmu fiqih yang bersumber dari Al Qur-an, Hadits, ijma dan qiyas. Di dalamnya dikelompokan menjadi beberapa bagian pokok bahasan seperti fiqih ibadah, fiqih muamalah, fiqih munakahat, fiqih jinayah sampai kepada masalah hukum tatanegara.

Dengan bersyari'at berarti seorang muslim tunduk terhadap hukum Allah dengan menjalankan semua perintah dan larangan-Nya sehingga manusia semakin dekat dan semakin mengenal dengan tuhannya, karena tidak termasuk muslim yang beriman seseorang yang meninggalkan tuhannya dalam artian ibadah.

Dan dari sekian banyaknya rangkaian ibadah baik yang hukumnya wajib maupun sunah adalah sholat sebagai penghulunya ibadah. Karena sebanyak apapun amal ibadah seseorang itu tidak ada nilainya di sisi Allah jika tanpa sholat.

Maka dengan demikian syari'at yang disampaikan oleh Rosulullah itu harus dilaksanakan sebagai bentuk pengabdian kita kepada Allah yang pada akhirnya kita sendirilah yang mendapatkan manfaat dari semua ibadah-ibadah kita kepada Allah, sebab sedikitpun Allah itu tidak rugi karena murtadnya seorang hamba tapi justru hamba tersebutlah yang rugi.

Adapun azas yang pokok di dalam Islam itu ada lima yang harus dikerjakan bagi tiap-tiap mukalaf, diantaranya yaitu:

  1. Persaksian yang diucapkan dan dibenarkan di dalam hati, bahwa tiada tuhan yang hak disembah kecuali Allah dan Muhammad itu utusan-Nya (Syahadat).
  2. Melaksanakan sholat.
  3. Menunaikan zakat.
  4. Melaksanakan puasa Ramadhan.
  5. Ibadah haji bagi yang mampu.

Thoriqoh

Secara bahasa thoriqoh artinya jalan, sedangkan menurut istilah syar'i thoriqoh adalah jalan bagi seseorang untuk mengabdi kepada Allah yang sesuai dengan tuntunan Rosulullah sholallahu 'alaihi wasallam.

Maka secara umum thoriqoh itu jalan yang ditempuh oleh seseorang untuk menggapai ridhonya Allah melalui praktek ibadah, yang berarti thoriqoh itu yang memperindah, memurnikan ibadah dengan bertauhid hanya untuk tujuan Allah, maka dampak bagi seseorang yang berthoriqoh itu adalah meningkatnya kualitas ibadah, bukan meninggalkan ibadah.


Apa itu thoriqoh?

Adapun makna thoriqoh secara khusus hanya dibahas melalui penjelasan dan tuntunan dari seorang guru ruhaniyah (mursyid) yang paling haq didalam menyampaikan metodenya di dalam majelis thoriqoh tentang bagaimana cara menata hati kita yang bertujuan untuk mengukuhkan aqidah sehingga seorang hamba mengenal Robnya yang sesuai dengan sunnah, karena fan ilmu di dalam islam itu terjaga sanadnya hingga sampai kepada Rosulullah, bukan ilmu asal-asalan.

Dengan berthoriqoh maka semangat ibadah seorang muslim kian bertambah sehingga sampai pada pemahaman dan rasa bahwa segala amal ibadah kita hanya untuk Allah dan karena kehebatan Allah dengan kehendak dan kuasa-Nya, bukan karena kekuatan kita. Sehingga sedikitpun kita tidak boleh merasa hebat dengan ilmu, ibadah dan segala pencapaian kita.

Berthoriqoh bukan tentang seberapa banyak ibadah yang kita lakukan juga bukan seberapa tinggi kedudukan kita dalam tatanan masyarakat, tapi tentang seberapa rendahnya kita memposisikan diri kita dihadapan Allah.

Di dalam majelis thoroqoh Qodiriyah wa Naqsabandiyah yang kami ikuti dan kami ambil ilmunya, guru kami selalu memberi peringatan kepada calon muridnya agar membuang semua tujuan dunia sebelum ia berbai'at dihadapan seorang mursyid, sehingga tujuan seorang murid belajar thoriqoh yaitu satu niat bertholabul 'ilmu bukan niat macam-macam.

Perlu difahami, bahwa berbai'at di dalam berthoriqoh bukanlah membai'at seorang guru, tapi janji seorang murid kepada Allah untuk melaksanakan taqwa sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Rosul-Nya, yang disaksikan oleh seorang guru mursyid dan para muridin lainnya.

Mengapa harus berbai'at? Karena dengan berbai'at seorang muslim sudah melaksanakan perintah Rosulullah yaitu berbai'at yang haqiqatnya janji kepada Allah (lihat shohih Bukhori: kitab iman, dan lihat juga Al Qur-an surat Al Fath: 10).

Dengan berthoriqoh hati seorang muslim akan diolah agar senantiasa berhati-hati yang mana antara keyakinan, ucapan dan perbuatan harus senantiasa selaras. Hatinya diisi oleh iman, kemudian tidak asal berucap kecuali yang diucapkannya itu bermanfaat, tidak memvonis tingkah laku oranglain dan menjauhkan diri dari perbuatan yang menjerumuskan dirinya ke dalam dosa.

Dan dengan berthoriqoh seorang muslim akan faham terhadap tujuan dari semua ibadahnya, sehingga menjadikan ibadahnya itu khusu' dan sungguh-sungguh, senantiasa berharap hanya kepada Allah dengan pengharapan yang tinggi (roja) dan berbaik sangka kepada manusia juga kepada Allah, senantiasa sabar dan yakin kepada Allah, sehingga timbullah rasa ikhlas.

Dari semuanya itu tidak didapatkan atau dirasakan oleh seorang mu'min dengan cara instant tapi harus dengan proses latihan (riyadhoh) yang pantang menyerah melalui bimbingan seorang guru.

Sedangkan korelasi antara thoriqoh dan syari'at adalah pada rasa, karena ketika seseorang beribadah seperti misalnya sholat maka dituntut agar khusu' sedangkan khusu' itu bagian daripada amalan qolbu dan kekhusu'an pada seseorang itu tidak akan hadir apalagi meningkat jika tanpa latihan yang berfokus pada qolbu.

Maka dengan metode ilmu thoriqoh seorang mu'min terbantu di dalam usahanya menuju Allah, maka dengan demikian adanya thoriqoh karena adanya pengamalan syari'at karena tanpa syari'at yang ditunjang dengan thoriqoh seseorang tak akan bisa merasakan manisnya iman dan mencapai ridhonya Allah, karena ridhonya Allah terletak diantara amal ibadah, baik yang mahdhoh maupun yang ghoir mahdhoh.

Sehingga dengan thoriqoh hilanglah penyakit qolbu yang menghalangi seorang mu'min terhadap Allah yakni rahmat Allah, seperti diqobulnya do'a bisa terhalang karena memang di qolbu kita banyak bersarang dosa-dosa.


Hakikat

Sedangkan hakikat adalah memandang segala sesuatu hanya kepada Allah dan karena Allah, mengembalikan segalanya hanya kepada Allah.

Tujuan utama/puncak dari amal ibadah seorang mu'min yaitu hanya untuk mendapatkan ridhonya Allah sehingga seluruh amalnya yang ia pandang hanya karena Allah, untuk Allah bukan karena makhluk.

Hakikat itu ketika seorang mu'min bisa menyaksikan langsung cahaya tajalli dengan jelas, menyaksikan Maha Kuasanya Allah, Maha Berkehendaknya Allah, Maha Mengetahuinya Allah, Maha Hidupnya Allah, Maha Mendengarnya Allah, Maha Melihatnya Allah, Maha Berfirmannya Allah, dan pada tingkatan ini berarti seseorang berada pada maqom 'arif billah.

Maka bagi kita yang awam jangan terlalu jauh langsung menyelami hakikat karena bisa salah kaprah dan celaka, tapi ikuti prosedurnya seperti ketika kita ingin mendapatkan mutiara, maka harus menaiki perahu (syari'at) dulu, kemudian ditunjang dengan kemampuan berenang dan menyelam di laut (thoriqoh), barulah kemudian kita mendapatkan hasil dari proses menyelam kita yaitu mutiara yang mahal (hakikat).


Hubungan Antara Syari'at, Thoriqoh dan Hakikat

Antara syari'at, thoriqoh dan hakikat adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan agar ibadah kita mulus tanpa ada embel-embel selain mengharap ridho Allah.

Dan pada akhirnya semua pencapaian manusia hakikatnya adalah karena pertolongan Allah, hidayah dan taufik dari Allah. Sungguh manusia itu tidak punya daya dan kekuatan dan tidak memberi dampak apapun kecuali atas kehendak Allah, maka selalu bergantunglah kepada Allah dengan berdo'a dan tawakal di semua ikhtiar kita.

Tashouf
Pinterest

Nadzhom

Berikut ini adalah bait-bait nadzhom karya syekh Zainudin yang kami ambil dari kitab Hidayatul Adzkiya beserta artinya dalam bahasa Indonesia yang kami alih bahasakan yang disesuaikan dengan nadzhomnya dari bahasa sunda, mohon ma'af jika terjemahnya kurang pas karena menyesuaikan lagam.

Pada nadzhom berikut ini lagamnya perbaris seperti:

mutafa_'ilun mutafa'_ilun mutafa_'ilun # mutafa_'ilun mutafa_'ilun mutafa_'ilun.

Atau seperti lagam pada nadzhom Maulid Al Barzanji:

حفظ الإله كرمة لمحمد # آباءه الامجاد صونا لاسمه

Berikut ini nadzhomnya:

# إِنَّ الطَّرِيْقَ شَرِيْعَةٌ وَطَرِيْقَةٌ 
Jalan menuju Allah syari'at dan thoriqoh,

وَحَقِيْقَةٌ فَاسْمَعْ لَهَا مَا مُثِّلَا
Dan hakikat, maka dengar ini contohnya;

# فَشَرِيْعَةٌ كَسَفِيْنَةٍ وًطَرِيْقَةٌ
Syariat ibarat perahu dan thoriqoh

كَالبَحْرِ ثُمَّ حَقِيْقَةٌ دُرٌّ غَلَا
Ibarat laut, hakikat mutiara yang mahal.

# فَشَرِيْعَةٌ اَخْذٌ بِدِيْنِ الخَالِقِ 
Syari'at itu memilih agama Allah

وَقِيَامُهُ بِالأَمْرِ وَالنَّهيِ انْجَلَا
Melaksanakan perintah dan larangan yang jelas.

# وَطَرِيْقَةٌ اَخْذٌ بِأََحْوَطَ كَالْوَرَع
Thoriqoh itu berhati-hati dan apik

وَعَزِيْمَةٌ كَرِيَاضَةٍ مُتَبَتِّلَا
Semangat ibadah, dengan riyadhoh dan tirakat

# وَحَقِيْقَةٌ لِوُصُولِهِ لِلْقَصْدِ
Hakikat itu sampainya kepada Maksud

وَمُشَاهِدٌ نُورَ التَّجَلِّى بِانْجِلَا
Menyaksikan cahaya tajali dengan jelas.

# مَنْ رَامَ دُرًّ لِلسَّفِيْنَةِ يَرْكَبُ
Yang ingin mutiara maka naiklah perahu

وَيَغُوصُ بَحْرًا ثُمَّ دُرًّا حَصَّلَا
Menyelam ke laut, mutiara kau dapat.


Penutup

Demikian yang dapat kami sampaikan, sekelumit tentang apa itu syari'at, thoriqoh dan hakikat berdasarkan apa yang kami dapat dari guru-guru kami. Sedikit yang bisa kami sampaikan, tapi mudah-mudahan bisa memberikan manfaat bagi kami dan bagi para pembaca artikel kami ini. Wallahu a'lam bishowab.
Buka Komentar

Post a Comment for "Memahami Apa Itu Syari'at, Thoriqoh dan Hakikat."